Gadjah Wong Resto: 23 Tahun Menebar Semangat Mindful Eating Untuk Customernya.

Melewatkan malam minggu bersama keluarga sembari ditemani sajian istimewa dan di tempat istimewa tentu semakin membawa perasaan bahagia. Moment makan untuk sebagian orang termasuk saya terkadang memunculkan suka cita dan semangat baru. Saya setuju, makan tak harus mahal dan dalam porsi banyak untuk membuat kenyang dan dikategorikan mewah. Makanan sehat, kaya nutrisi dan diolah dengan cara yang tepat semakin membuat istimewa perasaan hati, jiwa dan raga kita.

            Salah satu resto di Yogyakarta yang saya datangi di akhir pekan lalu adalah Gadjah Wong Garden Restaurant yang berlokasi di Jalan Gejayan. Tempat cantik nan hijau dengan atmosfer budaya Jawa, Bali dan Eropa ini sungguh membuat betah berlama-lama di sana. Siapa sangka dulunya tempat ini adalah lahan pembuangan sampah yang justru tidak pernah dilirik orang dan menimbulkan polusi udara, air dan tanah.

Pintu masuk restaurant ini bisa melalui akses sisi barat di depan jalan raya Affandi (dh. Gejayan) ataupun sisi timur yang terdapat dibagian belakang bangunan. Akses bagian belakang ini langsung menuju ke ruang bebek yang dilengkapi piano besar di sudut ruang. Biasanya di malam hari saat pengunjung ramai ruang ini melantunkan musik klasik.

Membuka buku menu, malam itu saya tertarik mencoba menu India diantara menu Indonesia dan Italy lainnya. Menu pembuka (appetizer) yang saya cicip adalah Beef Bitterballen dan Samosa. Keduanya memberikan kesan cita rasa yang berbeda. Rempah-rempah di dalam Samosa begitu kaya rasa berpadu dengan colekan yoghurt dan fresh mint. Potongan sayur yang masih utuh juga menambah mantap rasa dan tekstur Samosa.

Selanjutnya saya memilih menu soup ala India yaitu Mullygatawany with lentil. Sangat bersemangat mencoba soup ini karena sering mendengar lentil sebagai bahan yang sering dipakai dalam kuliner India. Soup ini disajikan agak pedas sesuai permintaan saya bersama roti Chapati atau Naan Bread. Beberapa rempah juga mendominasi soup ini walaupun tetap terasa ringan di lidah.

Menu utama (main course) yang saya pilih adalah Rogan Josh. Menu ini ternyata sangat special dan masuk dalam kuliner India terpopuler yang konon berasal dari Kashmir. Irisan daging lamb ternyata sangat empuk. Pada suapan pertama, saya merasa seperti mencicip gulai atau curry tetapi dalam versi aromatik yang berbeda. Masih disajikan dengan Naan bread dan yoghurt, saya sungguh menikmati setiap potongannya. Untuk lidah saya yang menyukai kaya rasa, merasakan daun ketumbar, cengkeh dan tomat segar secara bersamaan membuat mood  semakin baik. Oh yaa, ada taburan almond panggang di atas Rogan Josh ini yang membuat senyum ketika menyendoknya.

Saya menikmati makanan yang disajikan di sebuah joglo yang dinamakan ruang Gadjah. Joglo ini menghadap ke arah lahan berundak yang mengarah ke sungai Gadjah Wong. Sebuah joglo lain yang lebih besar bernama ruang Kura-kura berada di sebelah utara dan dilengkapi dengan perangkat gamelan jawa.

Banyak ikon gadjah tersebar di berbagai sudut restaurant. Nama Gadjah Wong sendiri selain karena adanya sungai Gadjah Wong yang mengalir disekitar lahan juga berarti Ganesha yaitu Dewa Pengayom dalam kepercayaan Hindu.

Sudut-sudut cantik berupa lorong, balkon, ornament pintu dan jendela yang melengkung menambah kental nuansa kolonial di tempat ini. Berpadu cantik dengan arsitektur jawa berupa joglo dan tatanan tanah yang berundak seperti landscape di Bali. Berkeliling tempat ini juga menambah rasa syukur bahwa kita berada di tanah Indonesia yang sangat subur, kaya budaya dan bermacam tanaman tropis yang tumbuh.

Ornament jendela melengkung

Sebagai makanan penutup (dessert) saya memilih home made ice cream dengan cita rasa unik ginger, cinnamon dan vanilla. Saya belum menemukan ice cream ini di tempat lain. Diantara ketiga rasa ice cream yang disajikan yang paling menjadi pilihan saya adalah rasa cinnamon dengan tekstur kayu manis yang dihancurkan menyerupai butiran sebesar pasir. Keunikan rasa dan  kreativitas ide dalam kuliner ini wajib dicoba. Saya sungguh merekomendasikan inovasi ini.

Ginger, Cinnamon, Vanilla Ice Cream.

            Restaurant ini buka setiap hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 12.00 hingga 21.00. Pada siang hari disajikan menu pilihan Indonesia dan Mexico dan pada malam hari dengan menu pilihan Indonesia, India dan Italy. Beberapa menu juga ingin saya coba di lain waktu karena semua yang telah saya cicip malam itu sangat memuaskan dan meninggalkan kesan menyenangkan saat beranjak pulang.   

Tertarik dengan hal-hal tentang makanan, saya mempunyai koleksi Ensiklopedia Makanan. Sangat menyenangkan dan mengejutkan mengetahui bahwa garam, gula dan kopi adalah barang dagangan yang sangat berharga pada abad pertengahan Bahkan perdagangannya diawasi sangat ketat.

            Selaras dengan konsep mindful eating yang diusung Gadjah Wong restaurant, kita juga dapat belajar tentang manfaat makanan. Makan harus dalam keadaan penuh kesadaran, membawa manfaat dan menimbulkan efek baik. Efek baik makanan selain membantu pertumbuhan dan melindungi diri dari berbagai penyakit, makan makanan yang baik juga dapat menimbulkan zat-zat yang dapat membantu menyembuhkan penyakit.

            Terkadang kita juga makan kudapan ketika kita tidak dalam keadaan lapar. Kudapan  acap kali membuat kita senang karena merupakan sesuatu yang kita sukai. Tapi hati-hati, jangan sampai berlebihan. Perhatikan kalori yang masuk. Tidak semua makanan ringan kalorinya juga ringan. Jika kita memakan gula dan lemak lebih banyak dari yang kita butuhkan, tubuh akan menyimpannya. Akibatnya kita akan menjadi gemuk.

            Mindful eating juga mengajarkan kepadaku cara makan yang baik. Makan dalam keadaan sadar pada apa yang kita makan, makan perlahan-lahan sambil mengamati apa yang masuk ke dalam tubuh dan mengetahui kwalitas makan seperti kebersihan dan kesegaran bahan. Gadjah Wong restaurant juga menanam berbagai bumbu yang digunakan di area kebunnya. Saus yang dipakai dalam sajian menu makanannya juga bukan saus pabrikan melainkan diolah sendiri dari tulang ayam, sapi atau lamb kemudian ditambahkan bawang bombay, bawang merah dan bawang putih dengan proses caramelized. Tentu saja, tidak menggunakan bumbu MSG atau penyedap rasa karena semua bumbu dibuat dari dapur sendiri.

Gadjah Wong Garden Restaurant

Jln. Affandi, Soropadan, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281

(0274) 588294.

Selasa – Minggu

Lunch: 12.00-17.00

Dinner: 18.00-21.00

Ngabuburit Seru Mencoba Fuji XT100

Sudah sering melihat hasil foto super cakep di iklan atau instagram dan kepo foto ini pakai kamera apa sih… Sudah lama mendengar ada kamera mirrorless sekeren Fujifilm XT100 ini. Saat ada kesempatan mencoba kamera ini bareng Fujifilm, Gudang Digital Jogja dan Emak Blogger Jogja langsung deh antusias ikutan walau saya terhitung jarang menggunakan kamera selain dari handphone saja.

Pada 12 Mei 2019 yang lalu terlebih dahulu saya diundang ke Fuji Film Learning Centre yang berlokasi di Jln C. Simanjuntak area Yap Square. Surprise bertemu dengan Mas Agoeng (IG @agoeng_tosol) temen lama saya yang menjadi pemateri basic photography siang itu. Ilmu basic photography ini secara garis besar membahas triangle exposure yaitu shutterspeed, aperture dan ISO.

Kelas belajar bersama Mas Agoeng.

Materi ini penting banget sebagai bekal dalam menciptakan hasil foto yang cantik. Walaupun memakai kamera super canggih, mudah, mode auto tidak ada salahnya kenal dengan ilmu ini. Saya sendiri mencoba menyeimbangkan antara shutterspeed, aperture dan ISO juga dengan tidak mudahnya.

Melihat body Fuji XT100 ini saya langsung jatuh hati terutama yang silver. Dengan design yang retro klasik, handy (pas dalam genggaman saya), ringan, dan ternyata batterenya tahan lama lho. Selama 2 jam saya coba menyalakan, battere bar belum berkurang juga. Pratisnya lagi dari kamera ini bisa juga langsung diedit sederhana.

Konektivitasnyapun handal dengan bluetooth dan wifi untuk mentransfer foto memudahkan banget dalam pekerjaan yaa..

Oh yaa, kamera ini dibandrol dengan kisaran harga 9jt (body only) hingga 11 jt yang dilengkapi lensa kit.

Fuji XT100 yang bikin jatuh hati

Beruntung sore itu Malioboro tidak terlalu terik dan tidak juga mendung. Sinar matahari khas sore hari yang cantik sebenarnya sudah jadi bekal menghasilkan foto-foto indah. Sayangnya, saya kelamaan grogi memegang kamera sebagus Fuji XT100 ini. Walaupun ada mode auto, tetapi sebagai pemula harus mencoba mode manual dan belajar exposure tingkat gelap dan terang.

Kami mengeksplore Malioboro sore itu yang disibukkan dengan berbagai persiapan menjelang waktu berbuka. Mendekati waktu berbuka kami kembali ke hotel Neo Malioboro. Sambil mendiskusikan hasil foto dan mencoba fitur transfer melalui wifi kami berbuka bersama.

Sebagian hasil foto saya menggunakan kamera Fuji XT100 sore itu…

Suasana menunggu waktu berbuka di trotoir Malioboro.

Anak muda hangout menunggu waktu berbuka.

Ikon disekitar stasiun tugu.

Pengen rasanya lebih lama memegang kamera FujiXT100 ini. Beneran bikin mupeng…

Serunya Kelas Merajut Pemula di Showroom Gendhis Bag

Tepat di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-72 lalu, Kumpulan Emak Blogger menggelar event bermanfaat dalam rangka Arisan Ilmu yang disupport oleh Gendhis Bags. Melihat tas cantik Gendhis berjajar di showroomnya saya bersemangat mencoba belajar merajut. Semakin tak sabar ketika alat berupa hakpen dan benang nylon aneka warna dibagikan.

Saya belum pernah belajar merajut sebelumnya dan nekat mau mencoba ikutan event ini. Penasaran bagaimana prosesnya dan ternyata tangan saya kaku dan tidak relax memegang benang. 20 menit pertama saat teman-teman sudah berhasil mempraktekkan beberapa tusuk rantai, jari-jari tangan saya mulai beradaptasi memegang hakpen.

Sebelumnya saya sempat berpikir…orang yang hobby merajut adalah orang yang pemalu, penyendiri, tidak suka bertemu orang banyak dan hobby oma-oma. Aaah ternyata saya salah, merajutpun bisa ramai-ramai, di public space dan ternyata butuh kesabaran, ketekunan, telaten, teliti dan menyukai prosesnya. Merajut juga bukan hobby oma-oma, di masa kini banyak sekali anak muda yang mulai melirik ketrampilan ini bahkan Ibu muda yang sedang menunggu anak di sekolah juga ada yang mengisi waktunya dengan merajut.

Workshop yang dilaksanakan di lantai 2 showroom Gendhis Bag ini diramaikan oleh dua puluhan Ibu-ibu dengan 2 orang pembimbing. Duduk selama 2,5 jam kami dikenalkan pada 3 macam teknik dasar merajut. Melihat tas rajut warna-warni dengan aneka bentuk cantik saat itu membuat saya rasanya ingin mengikuti kelas tambahan. Yaaa siapa tau dengan merajut saya lebih sabar dan kalem.

Showroom Gendhis juga menarik perhatian saya. Koleksi tasnya diklasifikasikan dengan rapi. Seri rajut dan kombinasi kain etnik serta koleksi dengan material kulit mendominasi lantai 2 sedangkan material canvas, kombinasi kain, pouch dan aneka clutch cantik di lantai 1.

wp-1503471611912.display di lantai 1

wp-1503472831640.koleksi Gendhis di lantai 2

Tersedia pula beberapa accesories yang dijual seperti kalung, cincin, peniti bros dan baju bernuansa batik dan etnik yang sangat cocok dipadu padan dengan aneka tas Gendhis. Saya sebenarnya sudah tidak asing dengan brand Gendhis ini karena selain tinggal di Jogja juga menggemari jenis tas rajut dan etnik ini. Selain itu beberapa waktu lalu, Oriflame juga sempat memberikan hadiah pencapaian berupa tas Gendhis berbahan canvas yang casual sporty. Saat launching info challenge tas ini di Oriflame, saya berkesempatan pula bertemu dengan Ibu Ferry owner Gendhis Bag yang ternyata juga seorang dokter gigi. Beliau sangat humble dan ramah sempat mengatakan saat itu bahwa Oriflame memberikan order terbanyak pertamanya. Ribuan tas Gendhis yang diorder oleh Oriflame menunjukkan kepercayaan bahwa Gendhis Bag memang berkwalitas dan memberikan kontribusi yang positif untuk pengrajin lokal.  Sampai sekarang tas tersebut masih awet dan memang terlihat kwalitasnya.

wp-1503471650175.

Di akhir acara diberikan juga sertifikat untuk semua peserta dan sebuah reward berupa clutch untuk salah seorang enak blogger yang karyanya sangat rapi dan paling mudah memahami tentang ketrampilan merajut ini. Terimakasih Gendhis Bag sudah berbagi ilmu dan memberikan pengalaman merajut yang pertama untuk saya. 

Jogja Scrummy: Cake Sehat yang Peduli Perekonomian Jogja

Suka menyajikan cake sebagai pencuci mulut ataupun cemilan di antara jam makan bersama kopi? Aaaah saya suka cake. Begitu banyak pilihan cake yang enak, tekstur yang lembut dan khas ataupun yang sayang untuk dimakan karena begitu cantiknya dipandang.

Salah satu cake yang menarik perhatian saya adalah Jogja Scrummy dengan outlet warna orange segar di bilangan jalan Kaliurang. Tak hanya karena pemiliknya seorang artis Dude Herlino tetapi makin penasaran karena launching Premium Carrot Cake di bulan Maret 2017 lalu. Saya kebayang sehatnya memakan cake dengan memasukkan sayur berupa wortel di dalamnya. Benar saja, komposisi dalam cake ini juga menggunakan tepung kentang yang merupakan tepung non gluten yang sehat untuk pencernaan. Saya pernah membaca bahwa gluten adalah zat reaktif yang terdapat dalam tepung terigu yang melekat di dinding usus dan pada beberapa orang dengan kadar sensitivitasnya menyebabkan alergi. 

Selain mengedepankan healthy life style, Jogja Scrummy juga berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi Jogja. Bahan baku wortel yang digunakan dalam cake ini dihasilkan dari petani wortel di sekitar lereng gunung Merapi. Tak hanya itu, di semua outlet Jogja Scrummy juga terdapat oleh-oleh khas Jogja lainnya sebagai produk industri UMKM agar bersama-sama terangkat perekonomiannya. Jogja Scrummy juga merekrut karyawan yang sebagaian besar berasal dari daerah Nanggulan, Kulon Progo dan Wonosari, Gunung Kidul. Di Jogja, brand oleh-oleh ini juga mendukung kegiatan Dinas Pariwisata, Organisasi ASITA, PHRI untuk kemajuan Jogjakarta.

Oh yaa, teman-teman yang penasaran mencoba cita rasa Jogja Scrummy ada 6 varian reguler yaitu cheese, chocolate, mangga, srikaya, taro (talas), dan caramel dan 5 varian dalam premium carrot cake yaitu frozting cheese, caramel, peanut, cheese dan chocolate. Untuk varian reguler cobalah Jogja Scrummy Srikaya sebagai best seller nya dan varian chocolate premium carrot cake yang sehat, lezat sekaligus sangat menggoda mata karena ditata cantik coklat carving di toppingnya.

Jika ingin mampir untuk sekedar mencoba membeli untuk keluarga atau dijadikan oleh-oleh dari Jogja teman-teman bisa memilih 4 outlet yang tersebar di Jogja saat melewati jalan Kaliurang, jalan Gandekan Utara pasar Pathuk, jalan Katamso, dan jalan Adisucipto.

Nanti sore mau pilih varian Jogja Scrummy yang mana yaa…

Berbuka Puasa dengan Indian Food Buatan Sendiri

Teman-teman suka berbuka puasa dengan menu apa? Mungkin suka mencoba-coba makanan asing atau makanan kekinian yang sedang trending di Instagram?

Beberapa hari lalu saya mencoba membuat Chapati dan Dal makanan khas India yang banyak ditemui pula di Pakistan. Walaupun menggunakan tepung terigu lokal Indonesia dan bahan-bahan yang mudah didapatkan, cita rasanya mirip kok dengan aslinya.

Tahun lalu, si Papap kesayangan berkesempatan belajar dan mengunjungi negara India dan Pakistan. Sepulang kerumah yang banyak diceritakan ke saya adalah kulinernya karena emaaaang istrinya ini suka makan, suka jajan, jarang masak. Moment bercerita tentang Chapati ini sukses membuat saya jadi rajin memotong bombay dan bikin adonan Chapati. Hahahaha…

Buat temen-temen yang mau mencoba buat, praktekkin bareng yuk..Bahan yang harus disiapkan untuk membuat Chapati adalah tepung terigu, lebih baik yang kandungan gandumnya lebih banyak, telur, garam, olive oil dan air matang. Sedangkan untuk membuat Dal atau isiannya digunakan kacang lentil, seledri, bawang bombay, daging (tentatif bila suka), tomat, kentang dan bubuk kari.

Cara membuatnya juga simple kok. Untuk membuat Chapati, campur terigu gandum, telur, garam sedikit, olive oil 1 sdm dan air sedikit demi sedikit sampai membentuk adonan. 1/4 kg terigu menggunakan 1 butir telur ayam dapat menghasilkan 7-8 lembar Chapati. Setelah jadi adonan dan telah didiamkan minimal 30 menit gunakan penggiling roti  sehingga menjadi lembaran seperti kulit lumpia. Setelah jadi lembaran, siapkan api kemudian goreng menggunakan wajan anti lengket dengan sedikit Olive Oil. Tanda Chapati matang yaitu ada warna kecoklatan pada permukaannya. Chapatinya sudah jadi deh…

Lanjutkan buat Dal atau kuah isiannya yuk..Caranya, rebus kacang lentil dengan daging sampai mendidih. Setelah mendidih masukkan kentang potong dadu, bubuk kari, bawang bombay, seledri, tomat yang sudah dicincang. Aduk dan perhatikan tekstur kacang sampai agak lembut menyerupai sup cream jagung. Ubah apinya menjadi lebih kecil sampai berbau harum kari dan daging.

Bila lebih suka selera pedas, potong cabe rawit setelah matang dan tambahkan sebagai isian. Cara makan orang Pakistan menurut Papap, sebenarnya disobek Chapati dan celupkan pada  Dal sebelum dimakan. Tetapi ala saya tetap ambil sendok untuk mengambil material daging dan kentang yang masih terlihat utuh saat makan Chapatinya.

Oh yaaa, Chapati juga disebut dengan nama berbeda di belahan daerah lain seperti Bangladesh, Nepal, dan Arab. Ada yang menyebutnya dengan Pita Bread, Paratha dan Roti Arab. Seperti India yang mempunya kondisi geografis yang beragam dan kaya rempah-rempah, daging sapi tidak digunakan dalam Dal tetapi lebih vegetarian dan berempah. Tetapi ala Pakistan campuran daging biasa digunakan.

Chapati ini bisa sebagai pengganti nasi. Saat berpuasa seperti sekarang, Chapati ini lebih ringan di perut dengan kandungan serat lebih tinggi dan energi lebih lama. Jadi lebih sehat juga khan? Dengan makan 2 lembar saja sudah mencukupi energi selama berpuasa 12 jam Insya Allah. Selamat mencoba juga yaa….

Pilih Simply Homy Guest House untuk Short Getaway di Jogja

Teringat untuk nulis tentang Simply Homy Guest House karena ini long weekend holiday lagi. Beberapa waktu lalu saya berkesempatan main sekaligus belajar tentang blog bareng teman-teman baru Emak Blogger Jogja di Simply Homy Guest House Condong Catur. Setelah belajar bareng kemudian melihat-lihat fasilitas di guest house ini.

Tampak depan bangunan Simply Homy Condong Catur

Tampak depan bangunan Simply Homy Condong Catur.

Lokasi Simply Homy Guest House Condong Catur ini sangat strategis. Akses masuknya mudah banget dijangkau dengan berbagai pilihan kendaraan. Yang paling seneng untuk Ibu-ibu doyan makan kayak saya adalah guest house ini sangat dekat dengan pasar Condong Catur. Bangunan sederhana dengan kesan sangat ramah khas rumahan ini berlantai 2.

Sharing room, cocok untuk backpacker.

Di bagian depan tersedia sharing room dengan kapasitas beberapa single bed yang cocok banget untuk para backpacker. Kamar type backpacker ini hanya Rp 75.000 di weekdays dan Rp 100.000 di weekend. Murahnya kebangetan yaa… Kamar-kamar di belakangnya tersedia superior room, vip room dan family room yang bisa disesuaian dengan kebutuhan. Masing-masing kamar dilengkapi dengan TV, Kulkas, AC, kamar mandi dengan water heater, dalam dan disediakan dapur bersama apabila butuh memasak.

Selain itu tersedia juga ruang keluarga yang luas dan wifi. Yang praktis dan tetap rasa liburan tersedia pula layanan laundry dan cafe Simbok.

20170319_122439

Ruang keluarga.

20170319_121928

Menu di Cafe Simbok.

Di lantai dua tersedia fasilitas hall yang cukup besar apabila membutuhkan gathering atau acara seperti reuni, workshop atau arisan. Di lantai ini ada pula teras dengan kursi-kursi lincak bambu dan koleksi buku untuk bersantai ngeteh di sore hari. Seru yaa…

20170319_121716

Teras lincak di lantai atas.

Walaupun ala rumahan dan budget sangat terjangkau tetapi fasilitasnya ngga kalah kok dengan hotel seperti garasi, house keeping 24 jam, mushola, perlengapan sholat, adzan reminder, handuk dan toiletries.

Lokasi Simply Homy Condong Catur di Jln. Wijaya Kusuma No 340 Condong Catur Depok Sleman.

Dekat dengan Pasar Condong Catur, kampus Amikom, UPN, UII Ekonomi, Hartono Mall, dan Waterboom Jogja Bay, Rumah Sakit JIH dan Rumah Sakit Condong Catur.

Untuk pemesanan atau bertanya lebih lengkap hubungi segera ke  http://www.simplyhomy-guesthouse.com/property/guest-house-jogja-unit-condong-catur/

Sosok Inspiratif, Perlukah?

Mempunyai seseorang yang menginspirasi bukanlah tanda kita kurang motivasi dalam diri ataupun merupakan sosok yang lemah, tetapi justru menjadi salah satu tanda kita sedang memacu diri untuk menjadi lebih baik lagi.

Saat ini tidak hanya seorang penulis, musisi, designer, atau pekerja seni yang setiap saat membutuhkan ide tetapi hampir semua orang membutuhkan inspirasi agar kehidupan yang dijalani lebih fun dan berwarna. Seorang karyawan, pebisnis, ibu rumah tanggapun mempunyai role modelnya masing-masing. Siapa yang setuju? Mempunyai sosok inspiratif bukanlah berusaha menjadi sosok orang lain kok. Kita hanya mempunyai role model tertentu yang dijadikan standard. Role model bisa diartikan sebagai contoh, teladan atau panutan dalam hal tertentu.

Berbicara tentang sosok inspiratif sebagai Ibu rumah tangga, saya terinspirasi dengan para perempuan yang berjuang untuk kebahagiaan keluarga dan memacu diri menjadi versi terbaik kebanggaan keluarga. Tapi bener lho, menjadi Ibu yang penuh semangat, aktif, dan punya banyak cerita seru berdampak juga pada keceriaan anak-anak dan suami. Jangan sampai deh yaa…keliatan loyo, males-malesan dan tidak berenergi ntar auranya ngaruh ke mereka. Saya juga terinspirasi dengan sosok perempuan yang berkarier tetapi saat pulang tetap luwes memegang sapu saat dibutuhkan. Sisi lain yang lebih seru diceritakan adalah perempuan yang berbisnis dari rumah tetapi selalu rapi dan merawat kulit. Sebagai anak atau suami, lebih pilih mana ketemu seorang Ibu dengan daster bolong, wajah kucel, bau bawang atau seorang Ibu yang cantik dan wangi walaupun sedang menyiapkan makan?

Dalam hal lain mungkin saja kita juga mempunyai banyak sosok inspiratif. Ada yang butuh role model dalam hal ibadah, pengembangan diri seperti management waktu, pola hidup sehat, gaya bermake up, fashion, ataupun habit lainnya. Jadi, seperti apakah sosok inspiratif teman-teman? Dan apakah menurut teman-teman perlu?

Sebaliknya, bagaimana jika kita yang menginspirasi orang lain? Hal ini sangat mungkin dilakukan kok. Kita bisa menginspirasi dengan tetap menjadi diri sendiri, melakukan hal-hal yang kita suka secara konsisten tetapi selalu ada hal baru untuk dibagi. Mungkin saja ada sisi positif dari diri kita yang bermanfaat untuk orang lain. Di social media saat ini, banyak sekali kisah inspiratif yang kemudian menjadi viral dalam sekejap. Siap kisahmu menjadi viral juga?

 

 

 

 

Akhir bulan: tanggal di mana setiap point begitu berharga

Hari ini entah menjadi peristiwa tutup point keberapa yang udah dinikmati selama menjalani bisnis Oriflame. Tanggal 28 adalah tanggal dimana perasaan sudah semakin campur aduk melihat Activity Report dan gelisah memperjuangkan berapapun point yang masuk.  Begitu berharga sampe keasyikan pegang gadget seharian untuk follow up jaringan.

Aku memilih terus berjalan, apapun kondisinya. Mengalami ditinggal upline, ditinggal downline, berbeda pendapat dengan beberapa orang terdekat, dipandang sebelah mata karena MLM-an. Yaaa udah biarin aja..Ngga mulus memang perjalanan level tapi merasakan setiap bulan ada uang yang dipegang sendiri masuk ke rekening pribadi itu sudah alhamdulillah luar biasa.

Aku mengerjakan Oriflame saat Mayo sekolah. Setelah Mayo pulang sekolah, selalu mencari cara dan celah untuk terus menambah pertemanan, show catalog dan cerita tentang Oriflame ke siapapun. Capek? Ngga sama sekali…saat kita happy, level hanyalah efek, uang dan rezeki adalah kejutan. Bisakah temen-temen bayangkan hari ini bukan lagi hari stress atau hari penuh kemurkaan pada downline setelah aku melewati drop level di tahun-tahun sebelumnya. Pernah di level 15% dengan bonus 1,5 juta sebulan kemudian turun drastis menjadi 6% dengan bonus 150rb.

Bukanlah aku, si sabar, tekun, telaten yang ngga mencoba bangkit berjalan tanpa bilang siapapun saat itu. Papanya Mayo ngga pernah tau sampai detik ini, downline-downline hanya segelintir yang tau cerita merananya harus berani berjalan sendiri. Lagi jatuh, down tapi di depan downline stay cool dan terlihat ‘upline baik-baik saja kok’.

Akan tiba masanya, setiap jerih payah, pengorbanan dibayar mahal di Oriflame. Akan ada jatahnya, bertemu partner-partner hebat asal kita ikhlas dan sabar. Saat ini, coreteam dan manager yang bekerjasama tiap hari denganku melebihi ikatan bisnis. Beberapa diantaranya malahan belum pernah ketemu muka dengan mereka. Tapi tahun ini insya Allah jadi tahun hebat buat kami. Tahun terbaik saat satu persatu impian kami terwujud bersama-sama.

Happy tupoday teman-teman Oriflame. Jangan lupa untuk  menjalani apapun dengan happy…

Macaroni Schootel yang tiada duanya…

picsart_01-25-06-07-46Di rumahku kalau ada yang ulang tahun, menu yang pasti tersedia bukanlah nasi kuning tapi macaroni schootel. Resep dapur keluarga ini sudah kucicip dari bayi. Mami menurunkannya dari Bude dan Eyang Putri yang mereka panggil Moes. (Dibaca Mus, panggilan Ibu di kalangan orang Belanda).

Resep dapur keluarga ini bahan-bahannya mudah ditemui di berbagai swalayan maupun pasar tradisional. Jadi sering deh kita masak dan menyediakan bahan-bahannya di lemari dapur. Sahabat dan teman dekat kami sekeluargapun sering mencicipnya.

Beberapa kali kuposting di FB ataupun Instagram tentang Macaroni Schootel ini tapi belum pernah kushare resepnya. Untuk temen-temen yang pengen coba dan sempat bertanya juga cara membuatnya, silahkan diikuti step by stepnya. Aku share di sini aja yaa…

Cincang bawang merah dan bawang bombay kemudian tumis pakai mentega sampai harum. Masukkan air sampai mendidih kemudian masukkan macaroni dan 2 sendok mentega sampai agak lunak dan air berkurang. Tambahkan daging giling atau daging cincang atau kornet, susu ultra low fat atau skim (optional) dan merica bubuk sedikit bila suka. Tambahkan telur dan potongan keju dadu sambil terus diaduk dan telur tercampur rata sampai macaroni pekat. Tampilannya creamy tapi bukan lumer lho. Kalo maniac keju tambahakan keju parut lagi.

Udah makin ngiler? Begini tampilan saat sudah di piring. Tergoda pengen bikin juga? Oh yaa, merk macaroni lokal yang sering kita pakai adalah La Fonte. Cobain yaa, ntar kalo sudah praktek crita-crita yaa!